Memeluk Indahnya Sepi di Danau Kawaguchi


Dalam liburan musim panas beberapa tahun lalu, Kawaguchiko atau Danau Kawaguchi dipilih menjadi salah satu tempat menginap kami sebelum mengikuti perjalanan Alpine Route keesokan harinya. Alasan utama memasukkan Kawaguchiko sebenarnya ingin menikmati Gunung Fuji tanpa awan yang menyelimuti, karena berkali-kali ke Jepang, Gunung Fuji selalu berhasil sembunyi di balik awan atau kalaupun terlihat, hanya tampak samar. Dengan menginap di Kawaguchiko, -yang berhadapan langsung dengan Gunung Fuji-, harapan bisa melihat gunung simbol Jepang itu dengan jelas  bisa terwujud. Selain itu, akses kereta dari Kawaguchiko ke Matsumoto dan Alpine Route, -yang menjadi rencana kami selanjutnya-, masih bisa dikatakan satu jalur.

Tapi rencana tinggal rencana. Rencana agar sampai ke Kawaguchiko sebelum matahari tenggelam tidak dapat terwujud, karena kami lupa waktu saat berjalan-jalan di Tokyo. Hari sudah berganti gelap saat kereta berhenti di Station akhir Kawaguchiko. Apa mau dikata, liburan harus tetap berjalan dan pengalaman baru tetap harus diukir dalam bahagia, kan?

IMG_1305
Kawaguchiko at night

Dan meskipun mendapat rating bagus, ternyata hotel yang kami pesan terletak sedikit agak jauh dari danau dan bahkan berada di ketinggian punggung bukit. Tidak hanya itu, keadaan kamar terasa agak spooky karena penerangan kamar yang temaram. Ditambah cerita anak saya yang sempat melihat ‘sesuatu’ sekelebat lewat. (Aduh… semoga Sadako tidak mencoba-coba menyelinap ya…. hiiii…). Namun karena ada jeritan sang perut yang protes minta diisi, akhirnya kami pun memilih pergi keluar.

Kami berjalan kaki turun ke tepi danau sambil membayangkan beratnya jalan pulang yang menanjak. Tak banyak pilihan, kami berhenti di restoran pertama yang paling kelihatannya menggoda. Ternyata pilihan restoran itu sangat tepat karena makanannya enak dan harganya terjangkau. Bahkan kami sempat berbincang-bincang akrab dengan sesama warga Indonesia yang juga sedang berkunjung ke Kawaguchiko. Rasanya tanah air yang terpisah ribuan kilometer itu saat itu menjadi sangat dekat.

Perjalanan menanjak kembali ke hotel setelah makan malam itu, dilakukan dengan santai tanpa terlihat ada penduduk lokal. Sepi. Dan seperti biasa, saat jalan menanjak saya selalu memegang posisi juru kunci. Kadang didorong, kadang ditarik. Sepertinya sampai di hotel, mungkin saya akan lapar lagi 😀

Kami tak langsung masuk ke kamar, tetapi mengamati keindahan malam di halaman hotel. Sepi namun terasa damai. Bintang-bintang menghias malam. Angin danau terasa menyapa wajah. Seseorang dari hotel memberitahu kami bahwa kerlip-kerlip yang letaknya tinggi namun bukan di langit itu, adalah lampu-lampu penginapan di sepanjang jalur pendakian Gunung Fuji. Saya terperangah, tak pernah terbayangkan jalur pendakian Gunung Fuji bisa terlihat dengan mata telanjang pada malam hari.

Tak bisa berlama-lama menikmati keindahan malam, kami segera menuju kamar untuk beristirahat karena jadwal yang ketat keesokan harinya. Tetapi saya pribadi, memiliki satu keinginan untuk merasakan hari berganti pagi di Kawaguchiko.

IMG_1327
Mt. Fuji & Kawaguchiko Lake at Summer

Dan pagi pun datang dengan amat manis…

Waktu setempat belum menunjuk ke pukul enam, tetapi pemandangan sekitar sudah begitu indah. Gunung Fuji memenuhi janji untuk tampil apa adanya pada musim panas, begitu gamblang, tanpa bersolek salju pada puncaknya. Tampak sangat berbeda dari tampilannya pada musim-musim lainnya.

Dan keheningan pagi menjadi lebih lengkap dengan keadaan danau yang tenang, tanpa siapapun di sana. Berlatar Gunung Fuji yang puncaknya terpapar matahari yang bergerak naik membuka hari. Tanpa suara menjadikan indahnya sepi yang luar biasa.

Tapi roda kehidupan tak pernah berhenti. Perlahan tapi pasti kehidupan di Kawaguchiko merekah. Rasanya baru sekejap mata saya melepas pandangan dari arah danau untuk menikmati Gunung Fuji, namun dari arah tengah danau tiba-tiba saya melihat sendiri ada sebuah perahu. Entah dari mana datangnya. Bisa jadi saya tak melihat kedatangannya atau suara mesinnya tak sampai di telinga.

Seseorang di dalam perahu. Sendiri, di tengah-tengah danau, di pagi hari.

Entah apa yang dikerjakan, sepertinya penting. Tetapi saya membayangkan betapa indah dan luar biasa rasanya dia di sana. Di tengah luasnya Danau Kawaguchi, dia satu-satunya yang bisa menikmati indahnya riak danau.

Saya tak berani untuk berlaku iri padanya, karena begitu banyak nikmat keindahan yang sudah saya terima pada pagi hari ini.

IMG_1342
Serenity in the middle of the Kawaguchiko lake

 


Pos ini ditulis sebagai tanggapan atas tantangan mingguan dari CelinaA Rhyme in My Heart, dan Cerita Riyanti sebagai pengganti Weekly Photo Challenge-nya WordPress, yang untuk tahun 2019 minggu ke-26 ini bertema Serenity agar blogger terpacu untuk menulis artikel di blog masing-masing setiap minggu. Jika ada sahabat pembaca mau ikut tantangan ini, kami berdua akan senang sekali…

5 tanggapan untuk “Memeluk Indahnya Sepi di Danau Kawaguchi

Please... I'm glad to know your thoughts

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.