Mengunjungi Mandalay, Kota Kerajaan Terakhir di Burma


Benteng Mandalay
Benteng Mandalay

Awalnya saya mengira Mandalay itu berada di Phillippines, karena ada lagu Mandalay dari La Flavour yang ngetop bersamaan dengan Tagalog Disco. Saya tidak mengira Mandalay itu ada di Burma dan bahkan bisa sampai menjejakkkan kaki ini di bumi Mandalay!

Penerbangan pertama dari Bagan ke Mandalay dengan pesawat baling-baling ATR72 – 500 Air Mandalay yang kurang dari 1 jam, mendarat mulus di Bandara Mandalay (MDL). Namun sebagai salah satu bandara terbesar di Burma, saingan dengan bandara di Yangon dan Naypyidaw (ibu kota Burma yang sekarang), bandara Mandalay terasa sangat lengang, mungkin karena masih pagi atau memang tidak banyak penggunanya.

Di sini, di bandara Mandalay, seperti juga di kota-kota Burma yang sebelumnya saya datangi, saya tetap melewati pemeriksaan paspor untuk diregistrasi oleh petugas berseragam bermuka aneh. Baiklah… dimana kaki berpijak disanalah langit dijunjung… Mandalay I’m coming…

Mandalay, satu-satunya destinasi di Burma yang saya kunjungi tanpa itinerary yang jelas, akomodasinya pun belum dipesan. Tetapi pengalaman perjalanan yang menyenangkan sebelumnya dapat meyakinkan bahwa rasa ingin tahu yang membuncah bercampur kesenangan menjumpai hal baru akan menambah makna perjalanan ini. Saya melangkah yakin ke konter akomodasi dan taxi, untuk memesan akomodasi sekaligus taxi ke pusat kota. Mbak-mbak cantik di balik konter memberikan rekomendasi penginapan yang terjangkau dan aman untuk female solo-traveler seperti saya. Dia juga memberikan rekomendasi sewa mobil yang dapat saya gunakan untuk berkeliling kota, tetapi langsung saya tolak karena mahalnya minta ampun.

Untuk sampai ke pusat kota yang jauhnya 35 km, saya menggunakan taxi, yang pengemudinya mengajak seorang temannya untuk ngobrol dan membiarkan saya menikmati perjalanan jauh itu dengan latar belakang suara brisik pembicaraan mereka dalam bahasa Burma. Sebuah tantangan galau… hehehe…

Lanjutkan membaca “Mengunjungi Mandalay, Kota Kerajaan Terakhir di Burma”