“Ma, ini tambah lagi dari Palestina”, kata saya sambil menyorongkannya ke Mama sekitar semingguan sepulangnya saya dari perjalanan ibadah Umroh yang dilanjutkan ke Masjidil Aqsho di Palestina, sebuah negara yang wilayahnya sebagian masuk dalam wilayah pendudukan Israel.
“Asyik, Mama belum punya yang dari sana”, jawab Mama sambil tersenyum lebar memperhatikan oleh-oleh kecil di tangannya.
Yang saya berikan adalah tempelan magnet kulkas. Beberapa saat beliau memperhatikan dengan mata berbinar lalu beliau menyerahkan kembali ke tangan saya yang artinya, harus diletakkan di tempat yang seharusnya. Kemana lagi… ya ke kulkas 🙂
Kulkas yang tinggi itu…
Bagi yang pertama kali ke rumah Mama dan masuk ke ruang makan, biasanya tersenyum lebar atau mungkin bahkan tertawa dan terperangah melihat kulkas yang letaknya tinggi itu. Karena kulkas itu ‘nangkring‘ di atas ambalan batu yang tingginya tak beda jauh dengan tinggi meja makan. Terbayang kan, jika sebuah kulkas dua pintu diletakkan di atas meja makan? Pasti terlihat tinggi sekali… 😀 😀 😀

Sudah berpuluh tahun rumah Mama berada di daerah yang sering kebanjiran meskipun tidak selalu. Awal saya remaja, banjir masih semata kaki, lalu tiga tahun berikutnya naik setinggi betis orang dewasa. Saat saya menikah dan sempat tinggal di rumah Mama sementara Mama dan Papa di luar pulau, banjirnya naik setinggi paha. Terus terang saja, selama Pak Ahok jadi Gubernur Jakarta Mama bisa bernafas lega karena tidak pernah kebanjiran. Kali Mampang yang tak jauh dari rumah Mama itu selalu dikeruk dan dijaga.
Banjir terakhir adalah banjir yang terjadi pada awal Januari 2020 lalu. Katanya, di malam pergantian tahun baru 2020 itu, turun hujan besar yang berlangsung lama di hulu dan menyebabkan hampir semua sungai dan kali di Jakarta itu tak dapat menampung airnya lagi sehingga meluap dan menggenangi pemukiman sekitarnya. Apalagi di Jakarta pun hujan deras turun tak berhenti sepanjang malam. Hasilnya bisa diprediksi, banjir besar melanda Jakarta, termasuk rumah Mama saya (dan rumah saya sendiri) 😥 Banjir itu merendam rumah cukup tinggi sehingga Mama harus dievakuasi dan barang-barang penting disimpan di tempat yang tinggi.
Itulah alasan kulkas di rumah Mama itu ditempatkan di meja setinggi meja makan itu.

Dan di kulkas yang tinggi itu terlihat tempelan-tempelan magnet yang memenuhi pintu dan dinding lemari es seakan-akan menjadi showcase dari hobby Mama yang unik. Mengumpulkan tempelan magnet kulkas silaturahmi.
Mengapa pakai embel-embel silaturahmi?
Berbeda dengan saya yang lebih suka soliter, Mama saya merupakan seorang yang sangat socialized. Dan mereka yang mengenal Mama secara dekat, mengetahui bahwa Mama suka dengan tempelan magnet kulkas. Jadi, ketika mereka pergi travelling, biasanya mereka memberikan langsung oleh-oleh kecil berupa tempelan magnet kulkas kepada Mama saat bersilaturahmi ke rumah. Jadi, meskipun Mama berdiam di rumah, Mama mendengar langsung kisah perjalanan dari orangnya, menyimak kenangan-kenangan mereka, yang tentu saja membuat Mama merasa ikut dalam perjalanan itu. Seru kan…
Tempelan magnet kulkas itu tidak sekedar tempelan biasa, ada nilai yang indah mewakilinya. Mama mengetahui siapa yang memberi dan telah berbagi cerita perjalanan dengannya. Hanya dengan melihatnya, tempelan kulkas yang kecil dan kelihatannya tidak penting itu, Mama bisa mengingat siapa yang telah memberinya, menjalin silaturahmi dengannya. Dan tidak jarang Mama langsung meneleponnya untuk bertukar cerita. Bukankah itu baik adanya?
Dan bagi saya yang merupakan orang yang paling sering berada di depan kulkas tinggi itu, -salah satu yang paling menggoda adalah isi kulkas Mama 😀 yang isinya macam-macam-, berbagai tempelan magnet kulkas itu menciptakan sebuah perjalanan imajinasi tersendiri.
Saya sering tersenyum sendiri ketika melihat tempelan magnet yang berasal dari saya. Diantara semua tempelan magnet kulkas yang lebih banyak berisikan kota-kota impian dan modern di seluruh dunia itu, saya meninggalkan jejak tentang long-neck Karen lady yang menenun, kota-kota kuno di Nepal, puncak-puncak Himalaya, kuil Shwedagon dan tentu saja Angkor Wat. Melihatnya menimbulkan perasaan bahwa perjalanan yang telah saya lakukan selama ini, banyak yang tidak biasa seperti yang dilakukan orang lain.


Lebih dari yang dibayangkan, karena hanya dari melihat tempelan magnet itu, pikiran saya bisa tiba-tiba melompat-lompat. Seakan-akan undangan yang tak kunjung diam, menguarkan ajakan untuk menjaga impian agar bisa datang ke tempat itu, tetapi ada juga yang membuat senyum karena pernah menjejak di sana.
Bucket list saya memang sudah panjang dan semakin memanggil ketika saya berada di depan kulkas itu, meskipun harus mendongak saat melihat bagian atasnya. Kota-kota impian di Eropa, tempat-tempat indah di Asia yang lebih luas, juga Amerika, Timur Tengah, Afrika… ah, masih begitu banyak…
Tidak hanya itu, kadang kala saya masih harus memutar otak seakan tempelan-tempelan magnet itu menertawakan ketidaktahuan saya. Dimanakah Lanark itu? Dimanakah Riga itu? Apa yang terkenal dari Bratislava? Bagaimana caranya agar bisa sampai ke Alcatraz?
Sebagian dari keluarga, kerabat, sahabat Mama telah sampai ke sana bahkan berbagi cerita dengan Mama dalam pertemuan-pertemuan yang menyenangkan dan meninggalkan jejaknya di hadapan dengan sejuta makna…
Semua tempelan magnet hasil hobby Mama yang unik itu menjadi penggugah untuk selalu kembali melakukan perjalanan, seakan bertanya kapan giliranmu? Dan saya selalu meninggalkannya dengan pelita kecil yang langsung menerangi jiwa, seakan sebuah jawab, one day saya akan sampai ke sana…
Pos ini ditulis sebagai tanggapan atas tantangan mingguan dari Celina, Srei’s Notes, A Rhyme In My Heart dan Cerita Riyanti tahun 2020 minggu ke-44 bertema Unik agar bisa menulis artikel di blog masing-masing setiap minggu.
kulkasku baru 4 negara saja..
SukaDisukai oleh 1 orang
Kan bukan jumlahnya yang penting melainkan kisah dan hikmahnya ya. Pastinya ke semua negara itu menyenangkan yaa…
SukaSuka
menyenangkan pastinya dapat pengalaman seru di luar negeri…
SukaSuka
Mamanya sama dengan aku tuh mba… suka koleksi magnet kulkas. Aku seneng untuk kenang-kenangan perjalananku. Kalau dapat oleh-oleh magnet kulkas tempat yang belum pernah kukunjungi, dijadiin motivasi… kali2 someday bisa mampir kesana juga.
SukaSuka
Mamanya sama dengan aku tuh mba… suka koleksi magnet kulkas. Aku seneng untuk kenang-kenangan perjalananku. Kalau dapat oleh-oleh magnet kulkas tempat yang belum pernah kukunjungi, jadi termotivasi… kali2 someday bisa mampir kesana juga.
SukaDisukai oleh 1 orang
Aamiiiin mba… semoga disegerakan bisa berkunjung ke tempat-tempat yang belum dikunjungi hihihi… sekalian nambah koleksi ya…
Kadang ada sedikit penyesalan gak mba, kalo udah berkunjung ke satu negara tapi kelewatan ke satu tempat yang bagus juga?
SukaDisukai oleh 1 orang
Mamanya sama dengan aku tuh mba… suka koleksi magnet kulkas. Aku seneng untuk kenang-kenangan perjalananku. Kalau dapat oleh-oleh magnet kulkas tempat yang belum pernah kukunjungi, jadi termotivasi… kali2 someday bisa mampir kesana juga.
SukaSuka
Oma.. koleksi kita sama 😉
Dulunya cuman iseng2 aja, lama2 jadi obsesi 😂
SukaDisukai oleh 1 orang
Hahaha… pasti koleksimu banyak juga yaa… seru-seru lagi…. 🙂
SukaSuka
Masih dikit Mba, cuma ke tempat2 yg pernah aku datengin (plus malak minta oleh2 dr temen yg keluat negeri)
SukaDisukai oleh 1 orang