The Eye Catching Haji Lane


Meskipun bersih, aman, tertib dan hal-hal positif lainnya, bayangkan saja kalau saya mendatangi tempat itu pada saat siang hari bolong yang terik, tanpa angin sedikitpun dan gerah dengan kelembaban maksimum… Aduh, benar-benar saya ingin ngadem di tempat yang ada AC-nya. Ada sih tempat ber-AC tapi harus mengeluarkan uang untuk membeli sesuatu di tempat itu dan saya ‘kikir‘ untuk itu. 😁

Saya sendiri merupakan tipe yang cepat berkeringat bila bergerak sedikit, apalagi jika kepanasan. Belum lagi baju kaos yang saya kenakan ini bukan tipe dry-fit yang biasa dipakai jika sedang travelling. Jadi rasanya seperti tikus kejebur got. Basah kuyup dari ujung rambut merata ke permukaan kulit. Dan baunya menyebalkan!

Dalam kondisi seperti itu, saya selalu mencoba berjalan melipir di bawah keteduhan bayang-bayang gedung. Tapi di Haji Lane, sebuah area di antara kawasan Kampong Glam dan Arab Street, Singapura, rasanya tidak tepat jika berjalan melipir karena kekuatan dari area Haji Lane ini adalah keindahan seni di seluruh toko-toko di kawasan itu. Jadi seharusnya kita sebagai turis, jalan di tengah dan tinggal menengok kiri atau kanan untuk menikmati mural yang cantik serta artistiknya penataan toko.

 

Saya masih kepanasan sehingga menyempatkan berteduh sesaat di beranda depan sebuah toko. Namun dari tempat berdiri, tak ada satu pun yang tak menarik. Semuanya terlihat asri dan memanjakan mata. Sebuah instalasi gajah putih dengan cat hiasan berada di depan toko yang berarti gajah. Cara jitu agar pengunjung langsung mengetahui lokasinya tanpa perlu membaca. Cari saja yang ada gajahnya, demikian mungkin pesan pemilik toko itu 🙂

DSC07021

Berbelok di sebuah sudut, saya mendapati mural-mural yang menarik. Mural wajah-wajah pada dinding lebar yang membuat saya berpikir apa kira-kira yang ada dalam pikiran pembuatnya sehingga ia menciptakan karya seni seperti ini. Wajah seorang tua yang telah menelan asam garam kehidupan dan wajah seorang gadis yang misterius.

Hanya perlu selemparan batu, saya sampai pada mural lain yang juga menarik. Kali ini juga dilengkapi dengan tambahan manekin-manekin berhias di atap. Saya tidak mau mengintepretasikan maknanya dan membiarkan rasa keindahan memasuki rasa. Saya bukanlah seorang ahli terhadap hal-hal seni seperti ini, sehingga yang bisa saya lakukan adalah menikmatinya saja. Bahkan tempat gas pun tak lepas dari hiasan.

DSC07036eDSC07036e1

Saya mendekat pada tempat pelindung gas. Di sisi pelindung itu ada peringatan agar bertindak hati-hati. Hati menjadi kecut juga saat membaca peringatan lebih lanjut. LPG Highly Flammable, No Smoking, No naked lights. Padahal di dekatnya ada meja dan kursi untuk pengunjung. Aduh, membaca ini, -meskipun jauh berbeda penyebabnya-, entah kenapa mengingatkan saya pada kejadian bom Bali dulu, musibah yang datangnya dari ledakan di antara pengunjung.

Tapi siapa sangka yang cantik dan indah itu didalamnya terdapat hal yang sangat berbahaya dan bisa meledak jika tidak dirawat dengan baik?

Saya masih melanjutkan jalan kaki cantik di kawasan yang termasuk kota tua Singapura tersebut. Di ujung jalan masih ada dinding lebar yang penuh dengan mural warna-warni yang menyolok. Keren sekali.

Akhirnya karena tak tahan kegerahan, saya memaksa diri untuk mengikhlaskan hati mengeluarkan uang lalu mampir ke salah satu kafe kecil untuk menikmati es krim segar sekaligus mendinginkan tubuh. Nikmatnya luar biasa, meskipun agak sebal saat melihat tagihan di kasir 🙂

Akhirnya, meskipun kepanasan karena berkunjung pada waktu yang tidak tepat, saya tetap merasa senang jalan-jalan cantik di kawasan Haji Lane ini, yang dipenuhi pemandangan artistik yang memanjakan mata dan juga toko-toko kecil yang lucu serta kafe untuk sekedar melepas lelah. Akomodasinya pun tersedia banyak di sekitar Haji Lane dan Kampung Glam. Apalagi transportasi publiknya yang selalu tersedia. Satu-satunya yang kurang hanya satu, Singapura semakin menguras isi kantong 😀 Itu menurut saya siih…

DSC07012DSC07047DSC07028


Pos ini ditulis sebagai tanggapan atas tantangan mingguan dari CelinaA Rhyme in My Heart, dan Cerita Riyanti sebagai pengganti Weekly Photo Challenge-nya WordPress, yang untuk tahun 2019 minggu ke-32 ini bertema Eye Catching agar blogger terpacu untuk menulis artikel di blog masing-masing setiap minggu. Jika ada sahabat pembaca mau ikut tantangan ini, kami berdua akan senang sekali…

2 tanggapan untuk “The Eye Catching Haji Lane

Please... I'm glad to know your thoughts

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.