Sebuah Refleksi Hati Di Museum MACAN


Dalam sebuah ruang tepatnya bersebelahan jalur masuk Museum Of Modern And Contemporary Art in Nusantara (MACAN) terdapat instalasi karya Yayoi Kusama yang sangat populer, yang berjudul Infinity Mirrored Room – Brilliance of the Souls. Instalasi yang menjadi koleksi Museum ini, sekarang ditampilkan permanen dan sepertinya menjadi icon dari Museum MACAN. Atau pengunjung yang datang hanya untuk berfoto dalam ruang ini? Bisa jadi…

Yayoi Kusama’s Infinity Mirror – Museum of Modern And Contemporary Art in Nusantara, Jakarta

Instalasi dalam ruang gelap ini penuh polka dot ini, awalnya hanya dihadirkan sementara dalam pameran perdana museum dan juga pameran retrospektif seniman unik itu yang berjudul Life is The Heart of A Rainbow. Siapa nyana, akhirnya yang sementara itu sekarang menjadi permanen sejak 26 Maret 2019 lalu?

Di Museum MACAN, pengunjung hanya bisa memasuki ruang Infinity Mirrored Room – Brilliance of the Souls setelah berkeliling museum dan ikut dalam antrian. Tidak bisa lama di dalam, hanya 30 detik! Bahkan bisa lebih cepat dari angka itu jika antriannya panjang. Apa pesonanya?

Jangankan saya, selebriti dunia seperti Katy Perry saja melakukan selfie didalamnya. Ya, karena instalasi polkadot warna warni itu dalam ruang gelap penuh cermin yang disinari memang sangat indah, menarik sekaligus menyimpan misterinya sendiri.

Namun terlepas dari kekaguman saya akan hasil karya dan kece-nya Infinity Mirrored Room itu, saya juga tak bisa lepas dari rasa prihatin yang dalam kepada sang artist. Sesungguhnya ruang gelap dan bentuk polkadot warna-warni yang terlihat terhampar tanpa batas karena refleksi cermin itu merupakan halusinasi dan ekspressi dari mental illness yang ditanggung oleh perempuan Jepang kelahiran tahun 1929 itu sejak usia 10 tahun. Kemampuan membelokkannya menjadi seni yang begitu indah, telah menyelamatkan hidupnya dari upaya bunuh diri.

Sungguh saat saya meninggalkan ruang Infinity Mirrored Room itu, saya merasa seperti ‘bukan gegar otak melainkan gegar rasa’ bahwa sebuah kekurangan manusia, sebuah mental illness, dapat menjadi sebuah berkah luar biasa yang bila dikenali dan disalurkan kearah yang positif, bisa berubah menjadi sebuah kelebihan. Sebuah gangguan kejiwaan yang di dunia sering dikategorikan negatif bisa menghasilkan karya positif yang dicari banyak orang, -dan orang yang memahami bersedia membayar mahal untuk bisa mengagumi karyanya-, serta menjadi trademark bagi Yayoi Kusama.

Bagi saya pribadi, merasakan sendiri berada di dalam Infinity Mirrored Room itu benar-benar ‘makjleb

***

Pos ini ditulis sebagai tanggapan atas challenge yang kami, CelinaA Rhyme in My Heart, dan Cerita Riyanti ciptakan sebagai pengganti Weekly Photo Challenge dari WordPress, yang untuk tahun 2019 minggu ke-18 ini bertemakan Reflection agar kami berdua terpacu untuk menulis artikel di blog masing-masing setiap minggu. Jika ada sahabat pembaca mau ikut tantangan ini, kami berdua akan senang sekali…

7 tanggapan untuk “Sebuah Refleksi Hati Di Museum MACAN

  1. Sudah sering lewat di depannya (via tol, tentu) cuma belum sempat singgah. Bagus dan misterius. Apalagi menyangkut tema gangguan kejiwaan yang sepertinya masih ramai akan stigma di tengah masyarakat. Pasti butuh perjuangan yang berat untuk bisa mengubah gangguan kejiwaan menjadi daya kerja supaya bisa menghasilkan karya seni. Tidak semua orang bisa sekuat itu.

    Disukai oleh 1 orang

    1. Itulah Gara yang membuat saya berasa ‘makjleb’ karena sangat sedikit orang di dunia yang memiliki kekuatan dan daya tahan untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang indah dan dicari banyak orang.

      Suka

Tinggalkan Balasan ke tika2 Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.