Korea – Incheon, What Incheon?


Incheon, bandara Seoul yang katanya megah itu…

Katanya?

Memang benar! Katanya…

Bagi penggemar Korea, mohon maaf dan jangan marah dulu karena saya memang tidak merasakan kemegahannya, karena ada ceritanya tersendiri…

*

Salah Mengartikan Peta

Berawal dari pulang jalan kaki pada malam sebelumnya. Dengan kaki yang rasanya sudah mau lepas dari tubuh karena jalan tak habis-habis serta naik turun tangga di area Myeongdong, saya memaksa diri untuk membaca jadwal bus bandara yang haltenya ada di depan Hotel Sejong. Dengan mata yang sudah lelah dan penerangan yang tidak terlalu terang, saya melihat route bus tersebut. Rute kembali ke Bandara lebih dekat dari pada datang dari bandara. Jadi sepertinya saya bisa lebih santai besok, apalagi pesawat akan terbang pada jam 09.35 waktu setempat.

Route Bus 6105 from Sejong Hotel - Myeongdong (dari Sejong.co.kr)
Route Bus 6105 from Sejong Hotel – Myeongdong (dari Sejong.co.kr)

30 Menit Yang Menyesatkan

Entah kenapa, sejak berada di Korea, saya memiliki persepsi untuk ke bandara Incheon hanya memerlukan waktu 30 menit dari pusat kota Seoul! Bahkan saya sangat meyakini hal itu sehingga tak memeriksa kembali melalui internet. Dan memang demikianlah jadinya, saya packing dengan santai dan sempat sarapan terlebih dahulu di hotel dengan enaknya lalu melangkah ke bus stop yang ada tepat di depan Hotel Sejong tepat sebelum jam 07.00.

Namun antrian sudah cukup banyak sehingga ketika saya tidak mendapat tempat di bus jam 07.00. Itu artinya saya harus menunggu bus berikutnya. Baiklah… saya masih ada waktu kan? Hanya 30 menit ke bandara…

Bukan 30 Melainkan 90!

Tidak berapa lama, bus berikutnya datang. Segera saya naik dan membayarnya lalu duduk di bagian kiri. Matahari muncul seakan memberi kehangatan pagi untuk semua warga Seoul di musim gugur ini. Setelah beberapa menit akhirnya bus berangkat meninggalkan wilayah Myeongdong. Saya menikmati pemandangan seantero Seoul yang belum puas saya jelajahi. Masih banyak destinasi indah di Seoul yang suatu saat nanti akan saya datangi kembali.

Selagi melewati Namdaemun, saya sempat melihat jam 07.35. Saat itu saya merasa bus berjalan lambat. Bukankah Namdaemun hanya berjarak 1 halte dari Myeongdong? Jalan memang lumayan padat tetapi belum sampai macet. Entah kenapa saya merasakan ada yang salah saat itu… Something is very wrong… dang-ding-dong…

Kemudian rasa aneh itu membawa saya untuk googling. Dan bagaikan disengat listrik, saya terkejut sekali membaca informasi bahwa perjalanan bus dari Myeongdong ke Incheon Airport rata-rata memerlukan waktu 1 jam 30 menit. 90 Menit! Haaaa…?? Tidaaaaakkk….

Rasa terkejut seketika berubah jadi senewen, cemas, kuatir, deg-degan tingkat teratas. Rasanya inilah kejadian paling dodol yang pernah saya lakukan. Tidak habis-habisnya saya mengomel ke diri sendiri. Betapa saya ceroboh, tidak aware, tidak check-and-recheck dan masih jutaan omelan ke diri sendiri.

Tetapi semua itu tidak cukup. Apa yang harus saya lakukan selain mengomel? Tidak Ada!

Jika pk. 07.35 masih di Namdaemun ya kira-kira pk. 09.00 kurang baru sampai di Incheon! Padahal belum check-in, belum kembalikan si Egg (pocket WIFI), belum antri imigrasi… Pesawat akan lepas landas pk. 09.35! Terbayang langsung di benak, saya ditinggal pesawat dan uang yang terbang melayang dua kali karena harus membeli tiket baru *slowmotion

Dan setiap halte tempat bus berhenti sejenak, saya semakin senewen, berdoa agar bisa lebih cepat. Di halte Seoul Station, please cepetan… Di halte Brown’s Suite tolong Ya Tuhan, jangan lamaaa… Di halte Chungjeongro Station, Ya Allah… kumohon keajaibanMu… dan berulang terus. Sungguh sebuah perjalanan bus yang rasanya paling lama dan tidak sampai-sampai…

Akhirnya bus berhenti di bandara Incheon, tapi saya harus kembali bersabar (walaupun rasanya sudah di tepi sabar) karena terhalang orang-orang yang duduk di depan saya yang juga ingin keluar dari bus. Saya sudah tak sempat lagi untuk melihat jam di tangan saya, yang penting adalah lari menuju layar besar yang memperlihatkan konter check-in Air Asia.

Wiki - Incheon International Airport - Departure Terminal
Wiki – Incheon International Airport – Departure Terminal

 Lari!!!

Saya lari ke bagian check-in counter dan menyerahkan dokumen-dokumen yang diperlukan. Begitu melihat penerbangan saya, petugas perempuan itu tampak sangat sigap memproses. Hanya perlu sebentar lalu sambil menyerahkan boarding pass dan paspor, ia mengatakan dengan wajah cemas, Anda harus cepat, sepertinya sudah boarding, sambil menunjukkan arah keberangkatan. Ya Tuhan… dia saja cemas! Aku mohon keajaibanMu, bantu aku ya Allah…

Saya langsung mengambil boarding pass dan paspor darinya lalu lari sekuat tenaga menuju arah gerbang masuk. Tetapi saya harus mengembalikan pocket WIFI dulu, dan tidak seperti di Jepang yang tinggal memasukkan ke kotak pos, saya harus mengembalikan ke konternya lalu akan dikonfirmasi setelah diperiksa oleh petugas. Dan saya tidak tahu dimana konter pengembaliannya!

Berbekal pengetahuan bahwa loket itu ada di lantai yang sama untuk check-in, lagi-lagi saya memaksa diri untuk lari. Kemana? Yaa… Lari memutari seluruh konter check-in di lantai itu! Gedung terminal keberangkatan itu luas, tak beda dengan terminal di Hong Kong dan saya harus mencari loket pocket WIFI itu. Rasanya sudah kehabisan nafas tetapi saya tidak boleh menyerah. Saya masih lari dan benar-benar lari mengelilingi area check-in sambil mata membaca konter si Egg.

Setelah lengkap memutari area check-in satu putaran dan tidak ketemu, saya harus lari lagi dan kali ini Tuhan berkenan menjawab doa saya dengan menyembulkan loket itu tepat di depan mata. Ternyata tak jauh dari konter Air Asia tapi kepanikan itu membuat saya tak awas sehingga melewatinya. Sambil terengah-engah kelelahan, saya mengembalikan semua peralatan itu lalu menunggu dicheck kembali oleh petugas. Saya hanya menatap matanya. Begitu ia tersenyum dan mengangguk saya langsung melesat lagi, lari lagi, kali ini menuju pintu imigrasi.

Ya Tuhan… semoga antriannya tidak panjang… Ternyata… tetap panjang! Aduuuh…

Antrian ini tidak bisa disela, walaupun terengah-engah saya mencoba mengatur nafas dan beringsut maju pelan-pelan. Untung seluruh petugas bekerja dengan sangat efisien, jadi walaupun antrian panjang, prosesnya cepat.

Begitu paspor saya dicap, saya langsung mengambilnya dengan cepat diiringi ucapan terima kasih lalu melihat arah gerbang keberangkatan. Dan saya sudah tak berani lihat jam. Saya hanya punya satu tujuan, saya harus mencapai gate secepat mungkin dengan lari. Dengan ransel yang lumayan berat ditambah tas tangan, saya lari… dan lari… dan lari…*nafasmauputusrasanya

Rasanya tidak sampai-sampai… jauh sekali…

Fokus saya hanya satu, mencapai gate!

From Wiki - Duty Free Shops
From Wiki – Duty Free Shops

Dan saat lari, saya hanya melihat toko-toko sepanjang koridor tempat saya lari, terlihat melesat cepat ke belakang, artinya kecepatan lari saya lumayan. Sempat-sempatnya juga saya teringat pada film Home Alone ke sekian yang lari-lari di bandara. Inikah rasanya mengejar pesawat?

Rasanya sudah berkilo-kilometer saya lari sampai nafas mau putus rasanya. Ya Tuhan, tolong saya… beri kesempatan saya sampai di Gate pada waktunya.

Dan Tuhan Selalu Baik…

Gate sudah terlihat dan sudah sepi. Dengan ekor mata, saya melihat tujuan Kuala lumpur. Saya tak menghentikan kecepatan saya, terus sampai titik darah penghabisan! Saya tak mau menyerah.

From Wiki - The Gate of Incheon
From Wiki – The Gate of Incheon

Di ujung lorong, masih ada petugas tetapi di depan saya sudah tak ada orang sama sekali. Saya menarik nafas panjang. Alhamdulillah, Segala Puji bagiMu Yaa Allah… Allah Maha Baik…

Dan ketika saya menapak ke badan pesawat Air Asia itu, saya melihat sekilas pesawat telah penuh dengan penumpang. Di lorong dekat nomor tempat duduk, saya meminta maaf kepada orang yang telah duduk karena harus melalui mereka, kemudian saya duduk di kursi dengan keringat yang mengucur deras. Sambil mengeringkan keringat, saya sempat melihat ke arah pintu pesawat yang kemudian ditutup…

Saya langsung membuang pandang ke arah luar jendela, tak mau terlihat airmata yang mengembang… Terlambat sedikit saja, saya pasti ditinggal pesawat. Lagi-lagi ini berkat campur tangan Yang Maha Kuasa. Saya menggigit bibir, Korea Selatan, begitu banyak huru-hara dan ujian dalam trip ini, tetapi kasih sayangNya juga berlimpah teramat banyak…

*

Jadi jangan tanya bagaimana kemegahan Incheon yang katanya megah itu, karena jangankan mau menikmatinya, melihat dan memperhatikan saja saya tak sempat. Saya hanya bisa mencoba mengingat melalui foto-foto di internet walaupun saya pernah berada disana. Merasakan luasnya memang iya…

Jadi, pembelajarannya adalah check and recheck jarak bandara dan datanglah lebih awal…

44 tanggapan untuk “Korea – Incheon, What Incheon?

  1. Pengalaman hampir ketinggalan pesawat saja bisa ditulis dengan apik dan menyentuh seperti ini ya Mbak, hehe. Memang ada saja cerita dari setiap kejadian jika saja kita bisa melihat lebih jauh. Dulu pernah ketinggalan pesawat juga. Rutenya Bali-Jakarta sih tapi ya tetap saja kesal karena mesti keluar uang dua kali, haha. Tapi ya sudahlah, hitung-hitung membayar karma buruk yang mungkin pernah saya lakukan di masa lalu. Yang jelas sekarang pasti jam keberangkatan mesti dicek dulu sepuluh kali. Eh tapi tidak menutup kemungkinan sih kalau hal seperti ini terjadi juga pada saya, haha.

    Disukai oleh 1 orang

    1. Hahaha Benar sekali, Gara. Bagi orang yang pernah atau hampir ketinggalan pesawat, pasti belajar dari kejadian itu. Kadang-kadang kalau sedang recalling back peristiwa ini, saya sampai ga percaya juga sebab kecepatan lari ga segitunya lho, tetapi kok bisa ya… benar-benar ada campur tanganNya buat tambahan nafas dan kecepatan itu.
      Asli saya pake ‘kacamata kuda’ buat sampai ke gate hahaha…

      Suka

      1. Hihi… ibarat kata kalau memang sudah takdirnya naik pesawat itu, biar bagaimanapun caranya pasti naik kan, hehe. Demikian pula sebaliknya. Yang kejadian saya tertinggal pesawat itu, saat saya tiba di bandara padahal baru panggilan boarding pertama, lho. Belum final call.

        Disukai oleh 1 orang

        1. Itulah Gar, kalau memang harus tertinggal ya akan tertinggal, dan kalau memang masih bisa keangkut, pasti akan keangkut. Masalahnya kan kita gak pernah tau ya sebelumnya. 😀

          Suka

    1. Oh, terima kasih banyak ya karena bisa sampai deg-deg-an itu. Artinya berhasil dong saya cerita senewennya saya hahaha…
      Memang ya, hampir ketinggalan pesawat itu cemasnya tingkat tinggi banget, apalagi di luarnegeri, karena harus lewat beberapa kali pemeriksaan kan…

      Suka

        1. waduh, itu pasti udah tinggi banget stress-nya kalo sampai mau muntah. Tapi emang paling enak sih tinggal makan lagi hahahahaha…. Indonesia banget ya kita… dimana-mana banyak makanan asik..

          Suka

    1. Nah, panik banget kan… apalagi aku baru pertama kali menginjak bandara itu karena aku landing pertamanya di Busan bukan di Seoul. Jadi tambah awam banget deh saat itu.
      Asli lho Na, aku itu blassss ga bisa gambarin Incheon itu. Ga inget sama sekali. Yang keinget ya cuma lariii terus hahahaha…

      Disukai oleh 1 orang

  2. Aku juga lupa ngerasain kemewahan Icheon kecuali dibagian kamar mandinya yg di luar gate. Hehehe, waktu itu pernah ampir ketinggalan pesawat di Soetta, di damri cuma sibuk berdo’a. Sampe soetta sela antrian sambil ngelihati etiket bilang udah telat. Lari ke konter … untung masih terima dan nggak ada bagasi. Heheh, sampe gate sudah antri masuk pesawat.

    Btw… lebih cepat naik Arex mbak dari seoul station, kurang lebih satu jam klo nggak salah. 🙂

    Disukai oleh 1 orang

    1. Hahaha kebayang di damri sibuk berdoa, sebel ngliat mobil2 yang lelet jalannya… Jakarta ini emang bikin senewen kalo mau terbang yaa… lalu lintasnya itu ga bisa diduga hahaha….
      Iya deh, kalo ke Seoul lagi kayaknya mendingan pake arex, yang pasti-pasti aja hahaha…

      Suka

    2. Wah, ada temennya saya… masih mending ya bisa ngerasain kamar mandinya hahaha, nah kalo saya Incheon kayak stadion olahraga hahaha…
      Bener ya, semakin sering terbang, peristiwa kayak gini, pasti deh terjadi walaupun dibilang udah dicek and ricek lagi, kalo emang harus terjadi, ya terjadi aja yaa… tetapi ya pasti meninggalkan kesan. Minimal ya doa lebih khusuk 😀

      Suka

  3. Bacanya ikut mpot-mpotan mbak. 😀 Tapi memang baca berkali-kali, cek dan ricek kalau perlu 10 kali memang penting sih. Pernah kejadian dulu pas harus ngurusin outing kantor ke Istanbul. Saya sudah yakin seyakin-yakinnya kalau saya sudah kirim SMS ke driver di sana untuk menjemput di bandara dengan format SMS yang sudah ditentukan. Pas sampai sana, ditunggu-tunggu kok gak datang-datang drivernya. Mana ini harus ngurusin orang-orang sekantor. Kalau sendirian kan ya tinggal cari alternatif transportasi yang ada. Ehh ternyata di SMS yang saya kirim saya lupa kasih tau jam berapa saya minta dijemput, padahal saya udah yakin banget gak ada satu info pun di SMS yang saya kelewat tulis. Tapi ya itu masih sebatas penjemputan sih. Duh mbak, kebayang waktu itu rasanya kayak apa lari sekencang-kencangnya supaya gak ditinggal pesawat. Tapi ya positifnya jadi itung-itung olahraga sih, hehe..

    Suka

    1. Nah, aku baca sih baca, mas Bama… tapi kalo pikirannya dari hotel ke bandara cuma itungan setengah jam, kan yaaa… sayanya yang emang harus mengalami hal itu. Ternyata yang setengah jam-an itu buat kereta cepat hahahaha…
      BTW, jadi gimana itu saat jemputnya? Itu juga bikin keringet ngucur pastinya, karena mulut yang ngomel dan mata yang mendelik, semuanya kenal dan banyaaaaaaak…. Syereeemmmm 😀 😀 😀

      Suka

      1. Perjalanan Mbak Riyanti menuju bandara sampe masuk pesawat kayaknya seru kalo dibikin film deh, hehe..Waktu itu untungnya semuanya adem ayem. Mungkin karena sampe sana masih pagi, jadi masih pada belum 100% bangun. 🙂

        Disukai oleh 1 orang

        1. Wkwkwkwk… film komedi kali ya pake lidah menjulur kayak doggie karena kehabisan napas hahahaha
          Itu artinya diselamatkan oleh waktu yaa… nyawanya pada belom ngumpul 😀

          Suka

  4. Run…mbak yanti….run…hehehe jogging di bandara jadinya… pernah juga kejadian di Xian gak perhatikan jam terbang, jadinya santai. begitu baca etiket, sontak langsung cari taxi mana taxinya susah didapat. padahal niatnya naik bis saja. Aman setelah lari-lari dan berpeluh keringat…

    Disukai oleh 1 orang

    1. Hahaha… bisa jadi motivasi buat rutin lari nih kalo begini hahaha…
      Kebayang cari taxi di Xian, uugh, ngerti ga bahasanya? Untung masih banyak duit jadi bisa naik taksi ya, kalau saat saya udah tipis banget won-nya jadi ga bisa turun dari bus hahaha…

      Suka

    1. semakin sering pergi, hal-hal seperti ini pasti dialami ya, walaupun sudah dipersiapkan semaksimal mungkin. Buat saya, sepertinya sudah bagian dari kisah perjalanan itu sendiri ya Win… Kalau memang sudah harus terjadi, ya terjadi… Siapa juga sih yang pengen ketinggalan pesawat?

      Suka

  5. Aku ikut deg-degan baca ceritanya, mbak. Puji Tuhan ya masih bisa naik pesawat.

    Akhir Januari lalu aku juga nyaris ketinggalan pesawat di Changi karena.. Kelamaan makan, hahaha. Akhirnya dari imigrasi sampai gate lari-lari karena status penerbangan udah GATE CLOSING. Mateeekkk!

    Disukai oleh 1 orang

  6. Mbak Rianti Gate Air esia di Incheon gate berapa ya ? aku perdana nih ke bandara incheon takut nyasar hehehe. aku juga masih buta dari chcek in kemana – kemananya hahahaha

    Disukai oleh 1 orang

    1. Tanya aja sama information mba… aku blasszzz ga inget yang namanya Incheon itu, tapi jangan takut semua info lengkap kok pake latin. Selamat jalan2 ke Korea ya…. senangnyaaaa… 😍

      Suka

  7. Saya sebagai backpacker merasa ikut merasakan bagaimana suasana hati anda, jadi pembelajaran yg berharga buat saya, next maret saya ke Korea.

    Disukai oleh 1 orang

    1. Sepertinya bisa. Kereta start 6.10 kan? 45 menit kemudian sampai bandara, itu artinya jam 7. Berdoa aja check-in counternya cepet dan imigrasi lancar sehingga bisa sampai boarding dalam 2 jam sisanya itu. Hafalin peta incheon aja dan siap lari yaa 😀😀😀 incheon gede lho…😂

      Suka

Please... I'm glad to know your thoughts

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.