Walaupun banyak gedung tinggi perkantoran di Shinjuku, kawasan ini sebenarnya menyimpan suasana hectic, heboh penuh keriaan dibalik wajahnya yang sangat ‘business-like’. Banyak penginapan dari yang murah hingga bintang lima berserakan menyambut tamu di kawasan ini, juga tak beda dengan penjual makanan dari yang pinggir jalan sampai fine-dining. Tak mau kalah, Stasiun Shinjuku yang memiliki banyak interchange dengan jalur kereta lain, merupakan salah satu stasiun kereta yang tersibuk di dunia setelah New York dan Paris. Semua tumpah ruah di kawasan Shinjuku dan sekitarnya.
Tetapi bukan Jepang namanya, jika tak dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung pariwisata. Apapun keadaan Shinjuku, tetaplah merupakan kawasan yang tourist-friendly bahkan termasuk untuk turis yang memiliki dana terbatas. Sehingga tempat wisata yang tak dikenakan biaya masuk alias gratis selalu menarik untuk dikunjungi. Jika dalam tulisan sebelumnya dituliskan mengenai tempat wisata gratis di sekitar Tokyo Station, Ginza dan Asakusa, maka kali ini di sekitar kawasan Shinjuku dan Shibuya.
Gedung Kembar Tokyo Metropolitan Government
Jika sedang jalan-jalan atau tinggal di daerah Shinjuku, jangan lupa mampir ke gedung TMG (Tokyo Metropolitan Government) yang merupakan salah satu landmark Tokyo dan terdiri dari dua gedung kembar serta menyediakan lantai pengamatan (observatory deck) di Lt. 45, -di gedung Selatan maupun di gedung Utara-, untuk melihat pemandangan kota Tokyo. Bila sedang beruntung dalam cuaca cerah keindahan Gunung Fuji di kejauhan juga bisa terlihat.
Tak perlu merasa ragu karena banyak petugas ramah yang akan mengarahkan menuju liftnya. Gedung ini dibuka setiap hari, pk. 09:30 – 23:00 namun untuk Gedung Selatan hanya sampai pk. 17:30, kecuali 1 Januari, dan hari-hari pemeriksaan setiap Selasa minggu pertama dan ketiga untuk gedung Selatan dan Senin kedua dan keempat untuk Gedung Utara. Lantai pengamatan ini dibuka bila hari-hari pemeriksaan jatuh pada hari libur nasional dan akan tutup pada hari kerja berikutnya. Di lantai 45 itu, kita bisa membeli minuman di vending machine, walaupun ada café buat mereka yang mengharapkan kenyamanan.
Akses: St. Tochoma Subway (E28) atau jika turun di Stasiun Shinjuku, bisa berjalan kaki ke TMG melalui underpass yang sejuk dan memiliki fasilitas travelator seperti di bandara. Lumayan banget untuk mengistirahatkan kaki barang sejenak…
Foto View dari TMG, travelator to TMG
*
Gedung-gedung Pencakar Langit di Shinjuku
Shinjuku juga merupakan kawasan gedung-gedung tinggi, sehingga kita bisa menikmati pemandangan gedung tinggi di sekitaran Stasion Shinjuku itu. Tak jauh dari TMG dapat disaksikan Mode Gakuen Cocoon Tower, gedung pendidikan 50 lantai yang memiliki tiga kampus. Keren ya bila kampus ada di lantai 50!
Apalagi di malam hari saat lampu-lampu dinyalakan, pemandangan sepanjang jalan sangat menawan.
Yang mungkin perlu diingat bila berada di Station Shinjuku, jangan salah arah keluarnya ya. Jika keluar ke Barat, kita akan menemukan banyak gedung pencakar langit, tetapi seandainya salah langkah ke Timur Laut yang akan ditemukan adalah Kabukicho, kawasan hiburan malam dan red-light district yang penuh dengan love hotel dan clubs 😀 😀 😀
Akses: tinggal keluar dari Stasiun Shinjuku ke jalan raya di sebelah Barat menuju Gedung Tokyo Metropolitan Government.
Harajuku Style dan Daisho
Walaupun Harajuku style sudah lama lewat, tak salah menyambangi tempat itu. Kehebohan di Harajuku bisa disaksikan di jalan yang terkenal dengan nama Takeshita Dori yang memiliki keunikan menampilkan berbagai karakter imut-imut, girly dan idola remaja sepanjang jalan. Selain itu, di kawasan itu dapat ditemukan Daisho yang menjual barang-barang dengan harga kelipatan 100Yen yang tentunya bisa digunakan sebagai oleh-oleh dari Jepang.
Tidak perlu lama-lama di sana, jika sudah mendapatkan nuansanya kita bisa melanjutkan perjalanan kembali, kecuali memang niat untuk berbelanja ya…
Akses: Stop di Stasiun Harajuku menggunakan JR Yamamote Line lalu menyeberang Jalan Raya.
Yoyogi Park
Taman luas yang indah ini sekan menjadi paru-paru kota diantara hutan-hutan beton daerah Shinjuku dan sekitarnya. Taman yang di tengahnya terdapat kolam persegi lengkap dengan air mancurnya ini seakan menambah kesegaran bagi yang mengunjungi saat musim panas. Walaupun demikian Yoyogi Park juga sangat cantik dalam musim semi dengan sakuranya yang mekar atau daun-daun yang berubah warna kuning dan merah khas warna musim gugur maupun ranting-ranting tanpa daun yang diselimuti salju saat musim dingin. Dan yang terpenting tidak ada biaya masuk!
Akses: Yoyogikoen Subway St. (C02), Meiji-jinguemae (C03) atau JR Harajuku Station (Yamamote), buka setiap hari.
Meiji Jingu
Berada di dalam Yoyogi Park, Meiji Jingu merupakan kuil Shinto yang didedikasikan kepada Kaisar Meiji dan isterinya. Dibangun pada tahun 1920 dengan menanam lebih dari 100.000 pohon yang didonasikan dari seluruh negeri.
Akses Meiji-Jinguemae Subway St. (C03) atau JR Harajuku Station (Yamamote), buka setiap hari dari pagi hingga sore.
Omotesando
Tidak ada salahnya berjalan kaki menikmati hari di pinggir jalan besar yang rindang karena dipenuhi pepohonan di kiri kanan jalan sambil melihat-lihat atau mampir di café atau toko yang ada. Di bulan Desember seluruh pepohonan di pinggir jalan ini dipasangi lampu sehingga terlihat deretan yang sangat menawan jika dikunjungi pada malam hari.
Shibuya Crossing
Disini tempatnya untuk melihat Shibuya Crossing, segerombolan orang yang menyeberang di persimpangan secara bersamaan. Karena memang, -sepanjang yang saya ketahui-, hanya di Jepang yang memiliki zebra cross diagonal. Biasanya kalau kita hendak menyeberang ke tempat yang letaknya diagonal di seberang jalan, kita harus menyeberang jalan dua kali, itu artinya dua kali menunggu lampu lalu lintas. Di Shibuya Jepang, semua kendaraan dari berbagai arah itu berhenti dan di persimpangan itu orang bisa menyeberang jalan secara normal atau diagonal. Kacau? Tidak juga, karena mereka tetap menyeberang dengan tertib. Bayangkan saja apabila sedang jam sibuk…
Dimana tempat mengambil foto yang bagus untuk di Shibuya Crossing? Banyak yang mengatakan sebuah café kopi internasional memiliki view langsung ke Shibuya Crossing, tetapi tentu saja harus memesan terlebih dahulu. Saya sendiri lebih memilih berada di antara kerumunan orang-orang yang hendak menyeberang itu. Rasanya seru saja…
*
Patung Hachiko
Bila ada seekor anjing setia menunggu kedatangan majikannya bertahun-tahun sampai ajal menjemput tanpa ia tahu bahwa majikannya sendiri telah meninggal dunia dan didirikan monumen untuknya, maka itulah kisah Hachiko. Kisah yang diangkat ke layar lebar dengan Richard Gere berperan sebagai Professor Ueno, majikan Hachiko, membuat saya menyempatkan diri ke tempat ini walaupun sejujurnya, film ini tidak bisa saya lihat dari awal hingga akhir secara jelas karena pasti sudah kabur dengan airmata.
Tempat patung Hachiko berdiri sendiri sekarang menjadi semacam meeting point. Padahal saat pertama kali mencarinya, saya sampai berkeliling Shibuya Station berkali-kali. Mungkin karena sangat terkenal, arah pintu keluar menuju Patung Hachiko di Shibuya Station sampai dinamai dengan Hachiko Exit. Jadi jika sudah melihat Hachiko Exit maka langkah Anda menuju Hachiko sudah dekat, demikian juga Shibuya Crossing yang hanya berjarak sekitar 100meter dari Hachiko.
Oh ya, seandainya Anda berada di Hachiko, coba diam sebentar di dekat Patung Hachiko setelah berfoto dengannya, pasti dalam waktu yang tidak lama ada turis Indonesia yang akan berfoto di situ. Tak salah jika Anda menyapanya dan membantu mengabadikannya dengan Hachiko. Pasti ada senyum lebar menyambut…
Baca sebelumnya:
Beautiful pictures Cerita!
SukaDisukai oleh 1 orang
Thank you Roberto… 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Lihat fotonya hachiko saja sudah bikin berkaca2 mbak… hiks
SukaDisukai oleh 1 orang
Cupcup… ga kebayang kl kesana…
SukaDisukai oleh 1 orang
ingin ke Tokyo 2020 nanti. Amin. 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Helo Mba, ketemu di sini 🙂 saya mau nanya, kalo untuk 5 hari di tokyo, enaknya pake kartu apa yang untuk akses transportasinya. Banyak banget pilihan, bikin bingung hehe.. Rencana cm di seputaran Tokyo saja, yang beda paling dari Narita ke Tokyo pp, atau mungkin ke Ashikaga.. makasih Mba 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Aturan tak tertulisnya sih kalo lebih dari 24jam mau ngubek-ngubek Tokyo bagusan kalo punya suica card jatuhnya lebih murah krn bs dpt diskon jg di bbrp tempat. Beli di airport aja. Cuma yaa sebaiknya rute tujuannya harus udah jelas jd ga bolak-balik kayak setrikaan.
Kalo ga mau ribet, ada sii 3days Tokyo subway ¥1500 hny utk subway(mencakup major lines). Kalo yg 1day ¥800. Tp kartu ini hanya dijual di narita dan haneda. Sehari sisanya kan ke ashikaga sekitar ¥2000 naik tobu dr asakusa (70menit) sekali jalan ke ashikagashi. Opsi lain ada, naik shinkansen or JR biasa tp mahal walopun lebih cepat.
Yg pasti, pastiin tujuannya lalu baru tentukan transportasinya. Satu sih yg paling nyebelin kl di jepang, kaki pegel banget hahahahaha….
Semiga membantu ya.
SukaDisukai oleh 1 orang